Anak-anak suka bermain dengan hal baru yang ia jumpai saat bermain. Kalau didapur misalnya, anak akan menemukan piring, sendok, magkuk, gelas, kompor, hingga pisau yang berbahaya. Kadang-kadang bahan kimia berbahaya lupa kita singkirkan sehingga digapai anak. Di WC misalnya terdapat cairan pembersih yang bersifat asam atau basa kuat, digarasi ada oli bekas, paku dan logam lainnya.
Berbahaya sekali jika membiarkan anak bermain disana. Kalau kita tegur anak akan menangis. Kalau dibiarkan saja anak akan menganggap tindakannya benar. Mereka akan kembali mengulang-ulang tindakannya. Semakin dinasihati bukan mendengarkan tetapi semakin kuat keinginannya untuk tahu kenapa dilarang. Mereka sebenarnya ingin mengetahui respon orang tua dalam menanggapi tindakannya. Kadang-kadang orang tua terpancing emosi saat anaknya tidak bisa dinasihati.
Emosi dapat didengar dari nada suaranya, dapat dilihat dari ekspresi mukanya karena anak usia dibawah 2 tahun masih belum mengerti ucapan orang tuanya. Mereka mengamati dan mencoba untuk memahami bagaimana respon orang tua saat Ia melakukan suatu tindakan. Pada anak-anak usia 5 tahun ke atas, mereka sudah mengerti kata - kata teguran orang tua .
Menegur mungkin menjadi kegiatan rutin orang tua setiap kali melihat perilaku menyimpang anak. Namun sering kali orang tua memberi teguran yang justru merusak motivasi anak untuk memperbaiki perilaku menyimpang.
BERIKUT ADA BEBERAPA CARA DALAM MENEGUR ANAK :
Menurut Miftahul Jinan (direktur griya parenting), ada 5 cara sederhana dalam menegur anak :
1. Menegur dengan cara memberi informasi manfaat dan bahaya. Seorang menendang bola kearah dinding rumah untuk pantulan. Kita dapat memberi informasi,'"Mas, dinding rumah ini menjadi kotor jika menendang bola ke arahnya"
2. Menegur dengan cara bertanya. Misalnya ada seorang anak melempar sampah sembarangan, orang tua dapat menegurnya dengan pertanyaan : "Adik, dimana tempat sampahnya?".
3. Menegur dengan menyampaikan perasaan kurang senang. Misalnya, " saya tidak suka kalau kamu menutup pintu dengan keras".
4. Menegur dengan memberikan pilihan. "Mas, kamu segera mandi atau televisinya ayah matikan".
5. Menegur dengan aksi. Setelah keempat cara tidak mempan, maka kita dapat menegur dengan aksi. Dari contoh nomor 4 orang tua bisa menegur dengan aksi. Kita datangi tvnya dan dengan lembut kita matikan sambil berkata, "mohon maaf nak tvnya ayah matikan.
Dapatkan disini!
*Tersedia ukuran XS, S, M, L, XL, XXL, dan XXXL.
*Bahan Cotton Combed 20s (standar distro)
* Tabalong Only
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
0 Response to "5 Cara Menegur Anak Agar Anak Mau Menuruti Orang Tua"
Post a Comment