Mengajarkan Sikap Kritis pada Anak Usia Dini : Memori #4-11-2016 "Tak Rela Al Quran dihina, karena Allah Tuhan saya"

Melihat fenomena sosial politik saat ini membuat orang tua merasa khawatir akan masa depan yang akan dihadapi anak kelak setelah Ia menjadi dewasa. Sekarang saja kondisinya sudah sangat memprihatinkan untuk pendidikan anak. Anak-anak  membutuhkan keteladanan sikap dari para orang tua. Mereka cenderung akan meniru apa yang dilakukan oleh orang tuanya dan juga lingkungan di sekitarnya.

Lalu bagaimana jika orang tua tidak mampu memberi contoh yang baik pada anaknya?

Pada dasarnya anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang besar. Karena banyak hal baru yang harus mereka pelajari melalui pengamatan dan eksplorasi. Orang yang pertama mereka amati adalah orang tuanya. Jika contoh yang diberikan berupa perilaku baik maka anak akan mencontoh kebaikan itu dan sebaliknya. Anak-anak usia dini memiliki pola pikir yang masih alami. Mereka mengamati dan menyerap apa saja informasi yang Ia terima. Ibarat spons, ketika diletakkan dalam air bersih maka spons itu menyerap air bersih, apabila diletakkan dalam air kotor, maka Ia akan tetap menyerapnya tanpa seleksi.

Oleh karena itu, orang tua perlu mengajarkan sikap kritis pada anak. Dengan berpikir kritis, anak tidak menerima informasi begitu saja, melainkan dengan mempertanyakannya. Sehingga setelah dewasa, Ia dapat menilai suatu informasi dan memecahkan masalah dengan tepat dan akurat.

Berpikir kritis merupakam cara berpikir yang melibatkan proses menganalisa dan mengevaluasi suatu informasi melalui pengamatan, pengalaman dan komunikasi. Dengan berpikir kritis anak tidak hanya menerima informasi saja, tetapi akan mempertanyakan dan menganalisa sehingga anak menjadi lebih kreatif dan objektif dalam menerima kebenaran.

Masa usia dini adalah masa emas ( golden age) yang sangat penting karena kesalahan orang tua dalam meletakkan dasar kecerdasan (kognitif,emosional,spiritual dll) akan berdampak terhadap masa dewasanya. Mengenalkan pola berpikir kritis tidk sesulit dan serumit yang dibayangkan. Orang tua dapat mengenalkan pola berpikir kritis dengan cara yang menyenangkan sesuai dengan perkembangan usia anak dan juga dapat dilakukan dengan santai di rumah.

Cobalah cara-cara sederhana ini untuk mengajarkan sikap kritis pada anak :

1. Ajaklah anak untuk observasi objek dan menarik kesimpulan berdasarkan pengamatannya. Misalnya ketika melihat kucing, tanyakan pada anak berapa jumlah kakinya, matanya dll.

2. Ajak anak untuk membandingkan dua objek yang berbeda dan kontras sehingga anak belajar mencari persamaan dan perbedaan.

3. Mendiskusikan dan menganalisa cerita. Misalnya meminta anak untuk menceritakan kembali cerita yang Ia dengar. Orang tua dapat juga menyakan karekter para tokoh dalam cerita dan mengarahkan agar anak dapat menghubungkannya dengan kegiatan sehari-hari.

4. Mengajarkan kerjasama dalam permainan yang mengasyikkan. Orang tua bisa memberi kesempatan kepada anak untuk bermain dengan temannya dirumah. Tugas kita adalah memberikan stimulus agar anak berani mengungkapan ide dan gagasan serta mengeksplorasi kreativitas mereka. Orang tua dapat menyediakan media permainan untuk membantu anak-anak bermain.

5. Mintalah anak untuk melanjutkan cerita. Biarkn anak-anak yang menentukan ending dari sebuah cerita dengan daya imajinasi dan kreativitas mereka.

Mulailah dari sekarang untuk mengajarkan anak bersikap kritis karena hasilnya akan sangat mempengaruhi proses tumbuh kembang anak selanjutnya. Coba terapkan secara konsisten baik dirumah maupun di sekolah. Sehingga dalam hal ini penting sekali bagi orang tua untuk memilih sekolah yang tepat yng menanamkan sikap kritis pada anak.




Dapatkan disini!
*Tersedia ukuran XS, S, M, L, XL, XXL, dan XXXL.
*Bahan Cotton Combed 20s (standar distro)
* Tabalong Only
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Rp 75.0000
Rp 75.000
Rp 75.000

0 Response to "Mengajarkan Sikap Kritis pada Anak Usia Dini : Memori #4-11-2016 "Tak Rela Al Quran dihina, karena Allah Tuhan saya""

Post a Comment