Potret Pendidikan Indonesia : " Sadarkah bahwa Kita dijajah lagi"

Indonesia merupakan sebuah negara yang terdiri dari ribuan pulau-pulau kecil atau kepulauan. Ragam keadaan geografis dan demografis membentang dari sabang sampai merauke menjadikannya sebagai ciri khas bangsa ini. Keberagaman suku, adat istiadat dan kebudayaan bisa ditemukan di negara ini. Kekayaan alam yang terkandung di dalam dan diatas permukaan buminya melimpah, ditambah dengan kekayaan dalam lautan.

Keadaan yang demikian bisa menjadi sebuah tantangan bagi pemerintah dalam mengelola sumber daya alam negara ini. Tantangan yang paling penting adalah kemampuan sumber daya manusia Indonesia mengelola kekayaan yang dimilikinya.

Pengembangan sumber daya manusia bermula dari pendidikan. Jika pendidikannya berkualitas maka sudah bisa dipastikan manusianya akan berkualitas. Namun, jika pendidikan tidak dijadikan prioritas tidak menutup kemungkinan bangsa yang kaya raya ini akan dijajah kembali oleh bangsa lain.

Seharusnya pemerintah mengerti betapa pentingnya pendidikan dalam memajukan sebuah bangsa. Karena sampai sejauh ini, pendidikan di indonesia belum menemukan jati dirinya. Ini adalah salah satu bukti bahwa pendidikan diletakkan sebagai prioritas nomor sekian.

Pendidikan seolah-olah hanya dijadikan alat politik untuk meraih simpati rakyat. Setiap pergantian menteri maka ada pergantian kebijakan. Program yang satu belum selesai, diganti atau ditambah program lainnya. Tampak sekali lemahnya perencanaan pendidikan yang berkesinambungan.

Indonesia seolah sedang menderita sebuah penyakit kronis sehingga tidak sadar betapa pendidikan menjadi salah satu alat untuk merubah bangsa ini menjadi bangsa yang maju. Dalam keadaan yang lemah dan penyakitan ini, negara kita akan menjadi santapan lezat bagi negara lain yang ingin melakukan ekspansi terutama bidang perekonomian. Indonesia akan dijajah kembali dimulai dari penguasaan bangsa lain terhadap aset negeri ini.

Coba kita lihat, berapa banyak aset penting yang sudah dikuasai oleh negara lain. Mulai dari penguasaan sumber energi sampai penguasaan produk yang kita pakai. Mulai dari yang nyata bisa dilihat mata hingga yang kasat mata hampir dikuasai oleh asing. Rakyat seolah dibodohi dan pemerintah disibukkan dengan urusan politik. Itulah yang diinginkan oleh kolonial modern seperti zaman sekarang. Mereka menjajah tidak lagi menggunakan senjata, tetapi menggunakan OTAK/Pikiran.

Bagaimana otak pemikiran rakyat bisa berpikir jika pendidikan dilumpuhkan. Jalur satu-satunya diabaikan sementar jalur lainpun juga tidak ada. Hanya dengan pendidikan yang berkualitas bangsa ini bisa berkembang. Bukannya saya tidak menghargai upaya yang sudah dilakukan oleh pemerintah, tetapi harapan saya sebagai bagian bangsa ini adalah keseriusan pemerintah dalam bidang pendidikan.

Contoh keseriusan itu adalah penghargaan yang tinggi terhadap guru.
Guru adalah ujung tombak maju atau mundurnya sebuah bangsa. Jika guru tidak dihargai sudah bisa dipastikan pendidikan ini hanya omong kosong belaka atau retorika politik. Penghargaan bukan sekedar memberikan gaji yang tinggi, tetapi guru harus diperlakukan selayaknya seorang guru. Tidak dibiarkan dicaci maki atau bahkan dipukul. Guru harus mendapat penghormatan tersendiri.

Selain itu, penghargaan terhadap prestasi -prestasi yang diraih anak bangsa masih rendah. Buktinya adalah rendahnya kepedulian pemerintah terhadap hasil penelitian dan karya yang dihasilkan oleh putra bangsa. Beberapa waktu lalu sempat hangat diberitakan tentang dihentikannya proyek penelitian dr. Wasito yang menurut saya itu sangat fenomenal. Entah karena alasan apa penelitian yang sudah berjalan lama tiba-tiba diberhentikan.

Sebenarnya, ada faktor lain yang menyebabkan pendidikan di indonesia ini belum menemukan jati dirinya, yaitu keadaan geografis dan demografis seperti yang saya sebutkan diawal. Kita belum menemukan formula yang tepat yang sesuai dengan keragaman yang dimiliki bangsa kita. Banyak contoh pola pendidikan  yang bisa kita tiru dari negara lain seperti finlandia. Namun, adopsi sistem pendidikan itu tidak boleh dilakukan secara mentah-mentah begitu saja diterapkan tetapi disesuaikan dengan karakter bangsa kita yang beragam. Mungkin beberapa prinsip bisa kita contoh.

Dengan keseriusan pemerintah membangun bangsa lewat pendidikan otomatis pemerintah akan berpikir juga untuk menyediakan sarana dan prasarana yang memadai, menciptakan lingkungan yang kondusif dan menjamin pemerataan pendidikan di seluruh wilayah dari sabang sampai merauke.

Mari kita doakan para pemimpin bangsa ini agar sadar melihat kondisi pendidikan penduduknya, agar sadar bahwa bangsa ini sedang dijajah oleh kolonial modern, agar sadar bahwa kemajuan bangsa bisa dimulai dari majunya pendidikan. Mudahan mereka tidak hanya sibuk dengan kekuasaan dan melupakan rakyatnya sendiri. Jika berkuasa pun mudahan mereka tidak menjual indonesia kepada bangsa lain. amin.


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Dapatkan disini!
*Tersedia ukuran XS, S, M, L, XL, XXL, dan XXXL.
*Bahan Cotton Combed 20s (standar distro)
* Tabalong Only
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Rp 75.0000
Rp 75.000
Rp 75.000

0 Response to "Potret Pendidikan Indonesia : " Sadarkah bahwa Kita dijajah lagi""

Post a Comment