Rasa sedih dan kasihan saat melihat dan mengetahui secara langsung apa yang terjadi pada seorang anak di sekitar rumah saya. Setiap hari ibunya kerja sementara Ia bersama neneknya di rumah. Jarang sekali mereka terlihat keluar sekedar untuk bermain, padahal halaman rumahnya cukup luas dijadikan arena bermain. Hampir setiap hari saya bermain air dan pasir di depan rumah, namun hampir tak pernah melihat anak itu keluar. Ia hanya tinggal bersama neneknya dan sudah cukup tua umurnya sehingga beliau mungkin tidak sanggup jika harus berlarian mengejar cucunya yang masih aktif itu.
Kejadian seperti itu mungkin juga banyak ditemukan ditempat lain. Orang tua menitipkan anaknya kepada orang tua /nenek sementara Ia bekerja. Apalagi jika Ia adalah seorang single parent yang dituntut untuk mencukupi kebutuhan sendiri. Selain itu, anak yang kedua orang tuanya bekerja juga cenderung mengalami hal yang sama.
Sungguh saya merasa kasihan, disaat saya asyik bermain air bersama anak saya, masih ada anak yang terkekang didalam rumah tanpa diberikan hak untuk bermain dan bereksplorasi sesuai dengan kebutuhannya. Bermain merupakan hal terbaik untuk perkembangan otak, kemampuan motorik, kemampuan daya cipta, imajinasi dan kreativitas. Dengan bermain anak akan merasakan kepuasan yang berdampak pada kesehatannya. Setelah lelah bermain mereka merasa lapar dan lahap saat makan serta tidur dengan nyenyak.
Anak-anak justru memerlukan keterlibatan fisik untuk mencegah mereka dari kelelahan dan kebosanan. Anak yang kebutuhan bermainnya tidak tercukupi akan memiliki kecenderungan untuk 'rewel' karena merasa bosan. Mereka memang sulit untuk duduk diam dalam waktu yang lama. Sehingga orang tua perlu mengajaknya bermain dengan permainan yang beragam. Baca juga : Permainan Edukatif Anak Usia 3-4 Tahun
Berbagai penelitian membuktikan bahwa bermain dapat merangsang perkembangan otak. Menurut Carla Hannaford, peneliti dan penulis buku Smart Moves : Why Learning is not All in Your Head (1995), keterlibatan anak dalam gerak seperti dalam bermain dan bereksplorasi akan membantu perkembangan otak anak. Yaitu, meningkatkan kemampuan berbahasa, bersosialisasi, bernalar, dan perkembangan motoriknya. Bermain akan membuat mereka lebih mengerti subjek yang dipelajarinya melalui eksplorasi, berimajinasi, berdiskusi, bernyanyi, bereksperimen, mengubah bentuk (object manipulation), berkreasi, dan bermain peran.
Kebanyakan orang tua merasa malu atau tidak menyukai ketika anaknya aktif bergerak, misalnya ketika berada di tempat umum. Mereka menganggap anak yang aktif itu adalah anak yang nakal. Padahal, keaktivan mereka menunjukkan bahwa mereka punya banyak akal. Orang tua sering merenggut hak anak dengan membatasi gerak anak.
Selama anak melakukan hal yang aman dan masih wajar, orang tua tidak perlu melarangnya beraktivitas. Cukup dengan mengawasi dan menyediakan arena bermain yang aman saya kira sudah cukup. Sediakanlah berbagai alternatif permainan yang sesuai dengan tahapan usia perkembangannya. Rasa ingin tahu pada anak-anak harus kita jaga hingga mereka dewasa. Banyak sekali penelitian dan penilaian di sekolah yang bertujuan meningkatkan rasa ingin tahu siswa terutama di tingkat SMP dan SMA. Kenyataannya itu sudah terlambat karena rasa ingin tahu mereka telah di off kan sejak kecil oleh orang tua atau orang disekitar mereka. So...jadilah orang tua yang siaga sejak dini menjaga rasa ingin tahu mereka hingga dewasa. GOOD LUCK!
Dapatkan disini!
*Tersedia ukuran XS, S, M, L, XL, XXL, dan XXXL.
*Bahan Cotton Combed 20s (standar distro)
* Tabalong Only
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
0 Response to "Melarang Anak Banyak Bergerak = Melanggar Hukum Alam"
Post a Comment