"Perfecto Mothero" Ibu yang perfeksionis

Wanita yang sempurna adalah idaman bagi setiap lelaki, sempurna fisiknya, keluarganya , pendidikannya, profesinya dan sebagainya. Sempurnanya seseorang bisa jadi memang sudah keadaannya atau karena diusahakan tampak sempurna. Dalam menentukan pilihan pasangannya, kaum adam senantiasa mencari yang sempurna, wanita yang sempurna.

Karena merupakan sebuah keadaan, ada dalam kesempurnaan dan bersikap sempurna atau lebih dikenal sikap perfeksionis, keduanya berbeda. Ada orang yang menginginkan segalanya berjalan sempurna, sesuai dengan keinginannya, sesuai dengan nilai yang ia pegang sebagai prinsip. Kalau sudah prinsip tidak boleh dilanggar atau dirubah. Berbeda sekali dengan orang yang fleksibel. Kadang mereka berada diluar garis keyakinannya.

Apakah perfeksionis itu sama dengan kaku, tidak mau menerima perubahan, atau punya standar dalam bersikap?Apakah fleksibel itu sama dengan orang yang tidak punya prinsip, plin plan, atau siap menerima perubahan?

Perfecto Mothero adalah istilah saya dalam menyebut seorang ibu yang perfeksionis. Gak perlu dibayangkan bagaimana sikap perfeksionis itu, tapi coba kita ambil contoh dalam rumah kita. Anda seorang ibu yang sedang mengasuh anak-anak dirumah, apakah Anda akan membiarkan anak-anak mencoret dinding, bermain dalam kubangan air, menghambur-hambur pakaian, merusak barang dan sebagainya. Jika kita merasa khawatir perbuatan anak kita sebagai perbuatan yang tidak benar, maka koreksi dirI.

Ibu yang perfeksionis menginginkan semua kondisi terkendali sesuai dengan harapannya atau sesuai dengan role/aturan yang ia terapkan. Anak harus mengikuti aturan itu dalam segala kondisi. Lalu, bukankah kita perlu mengajarkan kedisiplinan?.

Perlu, sangat perlu. Jika disiplin hanya sekedar menegakkan role atau aturan, maka apa bedannya dengan pemaksaan. Disiplin bagi saya memang bisa berawal dari role, tetapi role model.

Orang tua menjadi role model atau contoh langsung bagi anak-anak. Peraturan yang kita terapkan dirumah adalah peraturan bersama yang harus ditegakkan secara adil. Orang tua memberikan contoh dan menerapkan aturan secara fleksibel dengan melihat kondisi anak. Adakalanya anak-anak sangat membutuhkan kasih sayang dan perhatian pada saat-saat tertentu.

Sebagai contoh, anak dan orang tua sudah sepakat bahwa ketika ibu bekerja maka anak tidak boleh ganggu. Suatu ketika, hal itu dilanggar oleh anak dan ibu langsung menasihatinya dengan nada keras. Ibu perlu instrospeksi, barangkali peraturan itu harus melihat kondisi anak. Tujuan kita memberi peraturan bukan untuk membatasi ikatan kasih sayang ibu dan anaknya yang tidak mengenal waktu.

Ibu, anak-anak bukanlah robot yang harus berjalan sesuai kehendak kita. Boleh saja kita bersikap sempurna dalam beribadah kepada-Nya. Menjaga agar wudhunya sempurna, sholatnya, dan doanya. Namun, dalam pengasuhan anak, kesempurnaan justru akan mengurangi kedekatan dengan anak kita, efeknya justru anak menjadi manja, bermalas-malasan demi mencari perhatian ibu, yang telah terpangkas oleh sesuatu yang namanya ROLE/aturan.

Kalau anak sudah terbiasa melihat role model, terbiasa bersikap disiplin, kedepan InsyaAllah menjadi anak yang mandiri, jujur, fleksibel dan memiliki empati.


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Dapatkan disini!
*Tersedia ukuran XS, S, M, L, XL, XXL, dan XXXL.
*Bahan Cotton Combed 20s (standar distro)
* Tabalong Only
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Rp 75.0000
Rp 75.000
Rp 75.000


0 Response to ""Perfecto Mothero" Ibu yang perfeksionis"

Post a Comment